This is my first article that I write... I hope this article can help everyone that read it :)
Firstly, I'll post about butterfly because I love that animal.
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau serangga bersayap sisik (lepis, sisik dan pteron, sayap). Kupu-kupu di Pulau Jawa dan Pulau Bali tercatat lebih dari 600 spesies. Kupu-kupu adalah salah satu dari jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.
Siklus hidup
Telur
Telur kupu-kupu Ariadne merione
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempat berkembang sepenuhnya., Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu mikropil yang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang
cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan
bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang
mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi
oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras
sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.
Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies
kupu-kupu memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang
hanya satu spesies maupun berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama
beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar
tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang,
harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di
musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada
musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas.
Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat,
memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai
beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi
ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga.
Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan semut.
Beluncas berhubungan dengan semut dengan menggunakan getaran yang
dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal kimia. Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar.
Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat.
Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak
kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang
terakhir. Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sesebahagian kepalanya supaya mirip
ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata
palsu agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus
bergelar osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.
Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang
dapat dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar
tidak sedap dimakan burung
dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan
dengan warna-warna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam
kebiasaan yang dikenal sebagai aposematisme.
Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering dikembangkan khusus untuk
melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun, serangga berhasil
mengembangkan langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini untuk
kemandirian dirinya. "Perlombaan senjata" ini telah memicu evolusi bersama sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.
Kebiasaan dan Makanan
Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat,
padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan
ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan
akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu atau ngengat.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga
(nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan
yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging
bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan
daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya
masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan
yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu
tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
Kupu-kupu dan Manusia
Kupu-kupu dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman. Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus. Bukan hanya tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buah-buahan
dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh hama ulat
dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis hama ulat, terutama dari
jenis-jenis ngengat yang menjadi hama pertanian yang serius.
Untuk memanfaatkan keindahan beberapa jenisnya, kini orang mengembangkan peternakan kupu-kupu.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kupu-kupu
nice info!!
BalasHapus